Ternyata koalisi KIB telah menyiapkan sejumlah kerja sama antar parpol untuk memenangkan caln Pileg dan Pilkada selain Pilpres.
Ide kerja sama convergensi ini pernah dilontarkan Yusril Ihza Mahendra pada pemilu 2019 lalu saat membuka peluang berkoalisi mendukung Prabowo-Sandi.
Dalam ide Yusril, meski Gerindra akan mendapat coattail effect paling banyak dari dukungan ke Prabowo-Sandi, harus ada bentuk kerja sama soal pileg.
Sebagaimana diketahui parpol harus mendapat suara empat persen untuk lolos ke parlemen. Jika tidak semua suara parpol akan dianggap kosong dan diserahkan ke parpol yang lolos untuk dibagi rata.
Misalnya jika kursi Gerindra dan parpol koalisi yang lolos totalnya 180 dan menjadi 190 usai mendapat suara limpahan dari akumulasi suara dari parpol yang tak lolos, koalisi harus memberikan 10 kursi yang didapat kepada rekan partai koalisi yang tak lolos parlemen dan DPRD, dibagi rata.
Kerja sama pileg ini akan menjamin anggota KIB seperti PPP tetap mempunyai kursi di parlemen pada 2024 meski, misalnya amit-amit, tak lolos ambang batas empat persen di Parlemen dan level DPRD.
Namun usulan Yusril diperkirakan tak digubris oleh koalisi Prabowo-Sandi sehingga PBB memilih untuk memenangkan Jokowi-Maruf Amin. Hasilnya PBB hanya dapat satu kursi wakil menteri dan duta besar. Sementara yang lain mendapat tambahan komisaris, dirut dan lain sebainya.
Jika KIB menginginkan tetap melanjutkan koalisi di Pilkada, maka harus melakukan pemilihan internal untuk memilih calon di Pilkada. Bisa juga membagi rata jumlah calon pilkada.
Sehingga jika misalnya Partai Gelora ikut koalisi dengan KIB, maka kemungkinan akan mendapat jatah mencalonkan kadernya di pilkada meski misalnya kursinya tidak mencukupi di DPRD setempat, atau misalnya tak lolos verifikasi faktual.
Baca beritanya 👇
_----_
Politikus Golkar, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyebut kerja sama partainya dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB, tidak akan berhenti di Pilpres 2024. Menurut Melki, kerja sama politik itu bakal berlanjut hingga ke kontestasi politik lainnya.
"Jadi KIB ini sebenarnya suatu kerjasama politik untuk menuju Pilpres, tapi ini juga bisa punya dampak politik buat kami bertiga untuk di Pileg bahkan Pilkada. Jadi ini satu kerja sama politik yang langsung menyentuh Pilpres, Pileg, dan Pilkada," kata Melki di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Juni 2022.
Melki menjelaskan, baik PAN, PPP, hingga Golkar memiliki ceruk suara pemilih yang berbeda-beda. Dengan adanya kerja sama antara ketiga partai dalam satu koalisi, diharapkan masing-masing partai dapat memperoleh suara baru.
No comments:
Post a Comment