Ada-ada saja, sebuah media berbahasa Inggris (baca) menyebar hoax bahwa Presiden Turki, Recep Erdogan mengaku sebagai 'Allah' atau 'Tuhan'.
Pemberitaan didasarkan pada tuduhan dan persepsi yang dibangun karena dukungan warga Turki kepada Presidennya. Turki merupakan negara yang komit menganut sekuler.
Untuk memperkuat hoax tersebut, dibarengi pula dengan argumentasi filsafat yang pernah menjadi bagian dari polemik ilmiah kesufian.
Khususnya, mengenai konsep fana yang pernah populer di Timur Tengah dan Eropa dan perdebatan antara Wahdat Alwujud dan sebaliknya dalam sejarah Nusantara.
Walaupu polemik ini sudah tuntas (baca) dalam kajian keilmuan Islam, ada korban yang jatuh seperti Syeikh Siti Jenar.
Isu Erdogan ini muncul usai hebohnya pemberitaan saat Partai Republik di AS (baca), menyebut Trump sebagai 'juru selamat' (baca) layaknya Jesus AS.
Pemberitaan didasarkan pada tuduhan dan persepsi yang dibangun karena dukungan warga Turki kepada Presidennya. Turki merupakan negara yang komit menganut sekuler.
Untuk memperkuat hoax tersebut, dibarengi pula dengan argumentasi filsafat yang pernah menjadi bagian dari polemik ilmiah kesufian.
Khususnya, mengenai konsep fana yang pernah populer di Timur Tengah dan Eropa dan perdebatan antara Wahdat Alwujud dan sebaliknya dalam sejarah Nusantara.
Walaupu polemik ini sudah tuntas (baca) dalam kajian keilmuan Islam, ada korban yang jatuh seperti Syeikh Siti Jenar.
Isu Erdogan ini muncul usai hebohnya pemberitaan saat Partai Republik di AS (baca), menyebut Trump sebagai 'juru selamat' (baca) layaknya Jesus AS.
No comments:
Post a Comment