• Breaking News

    Wednesday, June 18, 2025

    India dan Barat Raup Untung dari Konflik Iran-Israel


    Konflik antara Israel dan Iran tidak hanya menyulut ketegangan militer di Timur Tengah, tetapi juga membuka jalur keuntungan ekonomi dan strategis bagi negara-negara besar, termasuk India. Di balik rentetan serangan drone dan rudal yang dilakukan oleh Israel terhadap berbagai target di Iran, tersingkap jaringan pasokan militer global yang menopang operasional militer negara tersebut. Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada, dan Australia telah lama diketahui sebagai mitra pertahanan utama Israel. Namun dalam beberapa tahun terakhir, India muncul sebagai salah satu pemasok senjata dan teknologi kunci bagi Israel.

    Salah satu indikasi paling mencolok dari peran India adalah pengiriman drone Hermes 900 buatan Hyderabad ke Israel. Ini adalah pertama kalinya India mengirim alutsista produksinya sendiri ke negara yang sedang terlibat dalam konflik aktif. Drone Hermes 900, yang dirancang oleh perusahaan Israel Elbit Systems, kini diproduksi di India melalui kemitraan dengan Adani Defence dan digunakan secara luas dalam operasi udara Israel, baik terhadap Hamas di Gaza maupun dalam kesiapsiagaan untuk menyerang target di Iran.

    India tak hanya memproduksi drone. Beberapa sistem persenjataan penting lainnya seperti rudal Spike, senjata presisi, artileri ringan, sistem pengendali rudal, hingga amunisi pintar juga dibuat di India berdasarkan lisensi dan transfer teknologi dari Israel. Produksi sistem ini tidak hanya memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata India, tetapi juga digunakan kembali oleh Israel ketika diperlukan, menunjukkan betapa eratnya kolaborasi pertahanan kedua negara.

    Yang menarik, India termasuk satu-satunya negara besar yang menolak mengutuk serangan Israel terhadap Iran, meskipun India dan Iran sama-sama merupakan anggota Shanghai Cooperation Organisation (SCO) dan Gerakan Non-Blok. Dalam pertemuan terbaru SCO, India memilih tidak menandatangani pernyataan bersama yang mengecam Israel, sebuah langkah yang dipandang sebagai bentuk solidaritas terbuka terhadap Tel Aviv, terutama setelah sebelumnya India juga abstain dalam pemungutan suara resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza.

    Posisi politik ini mempertegas pilihan strategis India yang kian condong ke arah poros Barat dan Israel dalam isu-isu keamanan global. Meskipun India juga memiliki hubungan ekonomi dan energi yang signifikan dengan Iran, kepentingan industri pertahanan dan kerja sama strategis dengan Israel tampaknya lebih dominan dalam kebijakan luar negerinya. Ini menjadikan India sebagai negara kunci dalam rantai suplai militer Israel.

    Perusahaan Adani menjadi simbol keterlibatan India dalam konflik ini. Lewat fasilitas produksinya di Hyderabad, Adani merakit Hermes 900, sebuah UAV yang mampu membawa berbagai payload dan sensor untuk pengintaian dan penyerangan. Penggunaan drone ini dalam konflik aktif menunjukkan bahwa hasil produksi India tidak hanya bersifat simbolis, tetapi benar-benar memainkan peran langsung dalam operasi militer Israel.

    Dengan menggunakan teknologi Israel dan jalur produksi di India, Israel dapat mempertahankan keberlanjutan logistik militernya bahkan jika tekanan internasional menghambat aksesnya ke sumber-sumber lain. India menawarkan tenaga kerja murah, fasilitas manufaktur maju, dan dukungan politik, menjadikannya basis industri pertahanan luar negeri Israel yang strategis.

    Tidak hanya Hermes dan Spike, sistem komunikasi militer, radar jarak menengah, serta drone intai dan serang lainnya juga diproduksi di India berdasarkan rancangan Israel. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan India bahkan mulai mengembangkan drone tipe loitering dan drone kamikaze dengan teknologi transfer dari mitra Israel mereka.

    Selain India, negara-negara Barat tetap menjadi penyokong utama mesin perang Israel. AS memasok senjata strategis, sistem satelit, dan dukungan intelijen, sementara Inggris dan Perancis memberikan akses teknologi dan logistik. Kanada serta Australia, walaupun jauh secara geografis, terlibat dalam bidang keamanan siber dan perangkat lunak militer yang digunakan oleh Israel dalam berbagai operasi tempur.

    Konflik dengan Iran meningkatkan permintaan terhadap sistem senjata canggih, dan secara tidak langsung memperkuat industri pertahanan di negara-negara tersebut. Perusahaan seperti Lockheed Martin, Raytheon, Thales, dan BAE Systems semuanya diuntungkan oleh eskalasi ini, karena permintaan alutsista dan suku cadang meningkat pesat.

    Israel tampaknya telah merancang strategi rantai pasokan senjata yang tersebar secara global, sehingga dapat meminimalkan risiko embargo atau sanksi dari negara tertentu. Produksi Hermes di India menjadi bukti nyata bagaimana Israel bisa memanfaatkan kemitraan strategis untuk mempertahankan efektivitas militernya di tengah tekanan internasional.

    India diuntungkan secara ekonomi melalui ekspor alutsista dan secara politik melalui peningkatan pengaruh globalnya sebagai negara industri pertahanan yang bisa diandalkan. Hal ini juga memperkuat posisi India sebagai kekuatan militer dan ekonomi regional yang punya nilai tawar tinggi di antara blok-blok besar dunia.

    Konflik yang melibatkan Israel dan Iran kini bukan hanya masalah dua negara, melainkan persaingan teknologi dan strategi global yang melibatkan banyak pihak. Negara-negara yang menyediakan senjata, teknologi, dan dukungan logistik secara tidak langsung ikut membentuk jalannya peperangan. Dalam konteks ini, India telah berpindah dari konsumen menjadi pemain aktif dalam pasar senjata dunia.

    Kebijakan luar negeri India yang tidak mengecam Israel sekalipun Iran adalah rekan satu organisasi regional memperlihatkan bahwa kepentingan pertahanan dan ekonomi telah mendominasi dibandingkan solidaritas geopolitik. Ini menandai pergeseran tajam dalam prinsip-prinsip diplomasi India, yang dulu dikenal netral dan berprinsip non-intervensi.

    India kini tidak hanya menyuplai teknologi, tapi juga menyediakan legitimasi politik bagi Israel dengan menghindari kritik terbuka. Dengan begitu, New Delhi memainkan peran ganda—sebagai mitra strategis sekaligus pemain industri dalam perang yang belum tahu kapan akan berakhir. Sementara itu, keuntungan terus mengalir, terutama bagi industri pertahanan.

    No comments:

    Post a Comment

    loading...

    Jepang

    Belanda

    Spanyol