Mereka inilah nantinya yang akan menjadi 'pembeda' saat empat kekuatan capres di Pilpres 2014 bersaing ketat hingga kelebihan dan kekurangannya menjadi sangat semu.
Sebagaimana diketahui syarat untuk mengusung capres harus memiliki setidaknya 20 persen suara. Jika nantinya ada empat paslon dengan masing-masing mempunyai kekuatan lebih kurang 20 persen suara, maka tidak ada calon yang diunggulkan dan tidak ada pula calon 'kuda hitam'. Yang ada malah calon 'kambing hitam'.
Di posisi ini, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, Partai Ummat dan Partai Masyumi dkk akan berperan. Paslon mana yang akan mereka dukung?
Perlu dicatat bahwa jika keempat parpol ini dibagi merata oleh empat paslon, maka peluang kemenangan salah satu capres juga menjadi kabur. Maka penentu berikutnya adalah suara mengambang atau 'swing voters'.
Dukungan mereka ini terlepas apakah mereka lolos sebagai peserta pemilu atau tidak. Karena masing-masing pengurus parpol ini toh juga bisa menjadi anggota tim sukses sebagaimana telah dibuktikan pada berbagai pemilu sebelumnya.
Partai non parlemen ini dulunya merupakan pemain kunci di DPR. Suara PBB bahkan pernah lebih besar dari PK pendahulu PKS.
Tidak perlu membahas bagaimana PBB memenangkan paslon SBY-JK pada 2004, namun keluarnya PBB dari koalisi pendukung Prabowo-Sandi di 2019 menjadi salah satu faktor besar penyebab kekalahan pasangan itu dan tentu menjadi penentu kemenangan Jokowi-Maruf.
Sayangnya, sikap media mainstream yang partisan bisa menutupi fakta ini dan akan dijauhkan dari pembahasan publik. Namun, walaupun ditutup-tutupi bukan berarti fakta itu menjadi tidak ada.
Merupakan pecahan dari PKS dan tentunya mewarisi pengalaman dan struktur kuat dari parpol sebelumnya.
Sebagaimana PKS, Partai Gelora merupakan salah satu partai yang dianggap bisa memanfaatkan surplus demografi di Indonesia dari segi politik.
Jika dibagi rata, setengah kekuatan PKS berada di tangan Partai Gelora. Jika kompetisi Partai Gelora vs PKS berimbas kuat, maka saat Gelora terlempar dari koalisi Pro Anies, kemungkinan besar akan gabung KIB bersama Golkar, PAN dan PPP.
Dianggap merupakan pecahan dari Partai PAN. Dinilai diusung oleh generasi tua Amies Rais cs.
Namun dari semua keterbatasannya, jangan dianggap remeh kekuatan generasi tua. Apalagi jika mereka telah mendorong anak-anak muda sebagai pengurus.
Kemungkinan besar Partai Ummat akan mendukung paslon koalisi Pro-Anies. Walau jika melihat logika politik, Partai Ummat bisa masuk ke koalisi Gerindra-PKB.
Partai Masyumi hampir dipastikan belum masuk sebagai peserta pemilu di 2024. Walau begitu kepengurusannya diperkirakan akan tetap terlibat politik dalam kancah pencapresan khususnya menjadi timses.
Blok Partai Masyumi dkk ini termasuk juga massa partai lainnya sebagai Partai Pemersatu Bangsa (PPB), Partai Idaman, Partai Pelita yang didirikan Din Syamsyuddin dan lain sebagainya meski para pengurusnya telah melebur ke Golkar, PAN dan lain-lain.
Kalau melihat langkah politiknya, Partai Masyumi dkk akan mendukung koalisi Pro Anies jika tidak ada tawaran dan pendekatan dari koalisi lainnya.
Jika keempat kekuatan parpol ini semuanya dapat dirangkul Anies maka itu akan menjadi kekuatan dahsyat yang mesti diperhatikan paslon lainnya.
No comments:
Post a Comment