• Breaking News

    Thursday, August 8, 2019

    Perang Dagang Diprediksi Terus Dipanaskan di Pilpres AS, Bakal Mereda Setelah Itu

    ilustrasi



    BRANDING POLITIK -- Goldman Sachs mengatakan pihaknya tidak lagi memperkirakan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menyepakati kesepakatan untuk mengakhiri sengketa perdagangan berkepanjangan mereka sebelum pemilihan presiden (pilpres) November 2020. Pasalnya para pembuat kebijakan dari kedua ekonomi terbesar di dunia mengambil garis keras.

    Goldman sekarang memperkirakan dua penurunan suku bunga secara berturut-turut dari Federal Reserve AS (Fed) mengingat meningkatnya risiko kebijakan perdagangan, ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga yang jauh lebih dalam, dan peningkatan risiko global terkait dengan kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan.

    Mengutip Antara, Rabu, 7 Agustus 2019, komentar pada perdagangan AS dan revisi ekspektasi Fed datang setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan minggu lalu ia akan mengenakan tarif tambahan 10 persen pada USD300 miliar impor Tiongkok mulai 1 September, semakin memperparah ketegangan perdagangan dengan Beijing.

    "Langkah oleh Washington menunjukkan bahwa kedua belah pihak dalam konflik perdagangan mengambil garis yang lebih keras, mengurangi kemungkinan resolusi dalam waktu dekat," kata Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dalam sebuah catatan.

    Hatzius memperkirakan tarif baru akan tetap diberlakukan pada hari pemilihan pada November. Ekuitas global telah kehilangan hampir USD2,5 triliun karena retorika keras dari Amerika Serikat dan Tiongkok. Pada Senin 5 Agustus, Tiongkok membiarkan yuan merosot sebagai respons terhadap tarif terbaru AS.

    Hatzius melihat peluang 75 persen penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada September dan peluang 50 persen pada Oktober, mengikuti penurunan minggu lalu. Dia sebelumnya hanya memperkirakan dua pemotongan tahun ini.

    "The Fed telah semakin responsif tahun ini terhadap ancaman perang perdagangan, ekspektasi pasar obligasi, dan kekhawatiran pertumbuhan global," pungkasnya. (sumber)

    No comments:

    Post a Comment

    loading...

    Berita

    Branding

    Konsultasi