"Kalau menggoda dan mengumpulkan milik orang lain artinya memang itu Gelanggang Orang Rapuh (Gelora). Setelah Deddy Mizwar, saya menyarankan Partai Gelora merekrut Ruhut Sitompul," ujar Andi Arief lewat akun twitter-nya, @AndiArief__. Andi mempersilakan cuitannya dikutip.
Andi mengatakan, dirinya tidak bermaksud memerangi Partai Gelora secara personal, melainkan menantang cara berfikir merekrut dan membajak kader. "Mana mungkin ada arah baru dengan orang lama yang tanpa loyalitas seperti Deddy Mizwar," ujar Andi.
Mantan aktivis 1998 ini pun menyarankan Partai Gelora meniru Partai Solidaritas Indonesia (PS). "Tirulah PSI, mereka mengajak orang baru, mendidiknya, sampai mengerti politik. Bukan menggelorakan jalan mudah, murah, dan enggak mau lelah dengan pembajakan," ujar Andi Arief.
Deddy Mizwar disebut memang akan loncat pagar dan bergabung dengan Partai Gelora Indonesia. "Ya, Insya Allah," ujar Mahfudz Siddiq, salah satu pendiri Partai Gelora, saat dikonfirmasi ihwal kabar Deddy Mizwar akan bergabung ke partainya, pada Rabu malam, 6 November 2019.
Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan, sampai saat ini DPP belum menerima surat pengunduran diri dari Deddy Mizwar sebagai kader Demokrat. Deddy juga masih berstatus sebagai pengurus DPD Jabar.
Kendati demikian, ujar Jansen, Demokrat menghargai hak politik setiap orang, jika memang ingin pindah partai. "Kami hargai dan hormati, memang realitas politik di Indonesia hari ini kan, gampang sekali orang pindah-pindah partai dengan motif dan tujuannya masing-masing," ujar Jansen saat dihubungi terpisah.
Jika benar ingin pindah partai, ujar Jansen, dirinya akan tetap berhubungan baik dengan Deddy. "Kami tentu mendoakan yang terbaik, semoga Bang Demiz nyaman dan tenteram bersama keluarga barunya di Partai Gelora," ujar Jansen.
No comments:
Post a Comment