Yaman mencatatkan tonggak sejarah baru, beberapa tahun lalu, dengan dilantiknya Dewan Kepemimpinan Presiden secara resmi di kota pelabuhan Aden. Di tengah penjagaan ketat dan kehadiran para pejabat tinggi dalam dan luar negeri, Presiden Rashad Al-Alimi dan tujuh anggota dewan lainnya mengucapkan sumpah jabatan di hadapan parlemen, membuka lembaran baru bagi pemerintahan yang sah dan inklusif. Ini menjadi salah satu momen langka di mana seluruh elemen utama negara—eksekutif, legislatif, yudikatif, dan diplomatik—berkumpul dalam satu forum nasional.
Pembentukan Dewan Kepemimpinan Presiden menjadi simbol kuat konsolidasi kekuatan sipil dan militer di bawah satu payung yang sah. Anggota dewan yang mewakili berbagai kekuatan, dari Brigade Raksasa hingga Dewan Transisi Selatan, menandai semangat baru untuk menyatukan suara Yaman demi tujuan bersama: perdamaian, stabilitas, dan pembangunan. Pelantikan ini memberikan harapan baru bagi rakyat Yaman yang sudah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang konflik dan ketidakpastian.
Keberadaan parlemen dalam momen penting ini menjadi sorotan tersendiri. Setelah bertahun-tahun dianggap vakum dan terpecah, parlemen kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Sidang yang digelar di Aden menandai titik awal untuk menghidupkan kembali fungsi legislatif secara konstitusional dan menyeluruh. Momentum ini dapat menjadi awal dari proses demokratisasi yang lebih sehat dan representatif.
Pemilu legislatif yang baru dan inklusif menjadi kebutuhan mendesak. Dengan menyelenggarakan pemilu yang bebas dan adil, Yaman dapat memastikan bahwa rakyat dari berbagai latar belakang memiliki perwakilan yang sah dan dipercaya. Ini akan membantu memperkuat fondasi sistem politik yang stabil, sekaligus membuka jalan bagi rekonsiliasi nasional yang tulus.
Langkah menuju pemilu juga akan meredam ketegangan politik yang selama ini kerap berujung konflik bersenjata. Dengan kembali berfungsinya parlemen dan legitimasi yang diperoleh dari pemilu, proses pembuatan undang-undang dapat kembali mencerminkan kehendak rakyat secara langsung. Hal ini akan menciptakan iklim politik yang sejuk, rasional, dan lebih terkontrol.
Para utusan dari PBB, Uni Eropa, dan Dewan Kerja Sama Teluk yang hadir dalam pelantikan turut menyampaikan optimisme mereka terhadap masa depan Yaman. Mereka menyebut peristiwa ini sebagai "momentum emas" untuk kembali menata institusi negara yang telah lama terguncang. Dukungan internasional terhadap pemerintah yang sah akan semakin kuat jika ditopang oleh parlemen yang aktif dan representatif.
Kebangkitan parlemen juga berperan dalam mengawal akuntabilitas pemerintah. Keberadaan lembaga legislatif yang aktif akan memastikan bahwa setiap kebijakan publik dijalankan dengan transparansi dan pengawasan yang memadai. Ini sangat penting dalam upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara.
Lebih dari itu, parlemen yang aktif juga dapat menjadi jembatan antara kelompok-kelompok politik dan etnis yang selama ini terlibat dalam konflik. Melalui debat terbuka, forum legislasi, dan proses kompromi politik, parlemen bisa menjadi panggung rekonsiliasi dan kolaborasi antar berbagai kekuatan nasional.
Harapan rakyat Yaman kini tidak lagi sebatas mimpi. Dengan struktur pemerintahan yang mulai pulih dan lembaga negara yang kembali bergerak, peluang untuk keluar dari lingkaran kekerasan semakin besar. Setiap langkah kecil menuju pemilu, rekonsiliasi, dan pembangunan adalah bagian dari perjalanan panjang menuju Yaman yang damai dan makmur.
Jika parlemen terus diperkuat dan pemilu digelar secara inklusif, maka sistem politik Yaman akan bertransformasi dari sistem yang terpecah menjadi sistem yang mencerminkan persatuan dan kesetaraan. Masa depan negara tidak lagi ditentukan oleh senjata, tetapi oleh suara rakyat yang diberikan secara demokratis.
Pelantikan Dewan Presiden dan bergulirnya kembali parlemen di Aden merupakan titik terang di tengah langit kelabu Yaman. Dunia menyaksikan, rakyat berharap, dan sejarah mencatat: bahwa bangsa ini memilih harapan daripada keputusasaan, demokrasi daripada kekacauan, dan perdamaian daripada perang.
No comments:
Post a Comment